About Me

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Take the way you want and kick the threat. Running with full speed like a deer. And loud of laugh!

Selasa, 25 September 2012

Katanya....

Kata mereka hidup itu sulit
Sesulit mencari jarum di tumpukan jerami
Kata mereka bahagia itu terbatas
Sebatas quota di setiap provider
Kata mereka belajar itu percuma
Sepercuma tidur disiang bolong
Kata mereka mencintai itu tidak perlu sepenuh hati karena akan sakit hati
Sesakit hati di tilang pihak berwajib menjelang hari raya
Kata mereka sukses hanya harapan
Seharapan menanti bidadari turun dari kayangan

Tapi,...

Kata ku hidup itu mudah
Semudah tersenyum atau semudah tertawa
Kata ku bahagia itu tak terbatas
Setakterbatas menghirup udara di langit biru
Kata ku belajar itu tidak ada yang tak percuma
Setidakpercuma menanam jagung di ladang subur
Kata ku mencintai itu menyenangkan hati
Semenyenangkan menerima buket mawar di hangatnya malam
Dan kata ku sukses itu berpengharapan
Seberpengharapan menanti kebahagiaan yang menghampiri....

Berbahagialah mereka yang bersyukur atas hidupnya, karena merekalah pemilik kebahagian itu sendiri....

Seberkas Kata Tuk Waktu

Jejak muda berkumandang menjajaki arti kehidupan
Seberkas kilat mengunjungi tanpa berkata
Apalah arti hidup tanpa usaha semata
Karena seketika semua kan musnah tertiup angan

Ahh... Biarkanlah waktu menari-nari diatas permukaan tahun
Saat seketika tiap jam membukakan sepasang biji mata
Atau menit yang menunggu didepan jendela
Bahkan setiap detik mengajak detakan jantung tuk bermain

Hidup itu singkat, kawan
Seperti membuka bola mata di pagi yang ceria
Dan menutupnya kembali saat malam merona
Hanya pastikan bahwa bahagia membawa kalian

Mengasihi melebihi hadiah yang menawan
Memberi hanya membuat kita mendapatkan
Usahalah yang menentukan kesempatan
Dan merekalah yang membuat kita bertahan

Jumat, 21 September 2012

Happy for TGIF

Sesaat gue merasa cukup bangga waktu sampai dikantor, duduk, buka laci, buat to do list, nyalain komputer, cek email dan mulai bekerja sambil nyeruput teh hangat yang disedian Mbak Aeni - OG ter-GAUL seseantro kantor gue. Apa yang harus dibanggain? Adalah ketika gue ingat udah bisa cari uang sendiri. Tepatnya bukan itu sih, semacam ada rasa senang saat gue disibukkan oleh beberapa pekerjaan yang terkadang buat gue gak sempet nge-cek TL atau chatting dengan beberapa orang di list YM.

Gue inget waktu pertama kali kerja diperusahaan lokal daerah Cideng (~tepatnya Tanah Abang. Sometime gue ngerasa malu nyebut tempat itu, kayak kerja di salah satu counter baju pasar Tanah Abang) sebagai Sekretaris Direktur sekaligus Owner. WOW!!! Sibuknya luar biasa sampe telat makan setiap siang dan lupa untuk nenggak mineral. Mondar mandir pake heels 7 cm atau angkat telepon tiap menit itu hal yang biasa dilakuin. Terlebih gue bisa pulang diatas jam 8 malam "paling cepat". Waktu itu gue ngerasa kantor ini menghancurkan masa muda gue!!! Setiap temen yang ngajak makan atau main sepulang kantor, hanya bisa jawab jawaban yang sama "Sori, lembur" dan mereka pun pergi ketawa-ketiwi bercanda gurai dan bersenang-senang.

Beda saat gue pindah ke kantor baru. Atmosfer yang sangat jauh berbeda. Tenang ~ cuma suara printer, server yang tepat di samping gue, keyboard dan kertas dibolak balik. Boss gue pun cukup mandiri, mungkin karena orang Jepang jadi terbawa ke-mandiri-annya. Awal gue kerja disana gue cukup seteres juga, bukan karena overload-nya kerjaan tapi karena sedikitnya yang bisa gue kerjain. Mungkin sindrom dari ke-hectic-an menuju ke-santai-an.

Hal ini yang kadang menyebabkan gue rindu teramat sangat untuk bekerja yang cukup mencuri perhatian gue sekitar 9 jam. Menurut gue terkesan keren saat bisa mengaplikasikan time management untuk setiap pekerjaan, sibuk menyelesaikan dan mendapatkan kenyataan bahwa pekerjaan itu benar dan sangat membantu boss dan terkesan "dibutuhkan". Sound so cool, kan?

Nah hari ini waktu gue sampe kantor, nyalain komputer, cek email, buka laci liat pending-an kerjaan dan ngetik laporan sammbil nyeruput teh anget itu rasanya kok nikmat banget ya. Ada apa iniiihhh??? Kenapa gue begitu bahagiaaa pagi ini? Apa karena macet tidak terlalu parah? Atau mengingat ini hari jumat dan harus bilang "OH, TGIF!"???? Sepertinya hanya karena gue suka bekerja deh.

Jadi inget 1 hal waktu awal gue mulai lanjut kuliah lagi sambil bekerja. Total 7 hari bikin gue cuma absen muka di depan bokap nyokap dan sempet tumbang karena kerja, main dan kuliah menjadi hal terpenting buat gue. Alhasil gue disuruh berhenti kerja sama bokap untuk lanjut kuliah aja. Wow.. Wow.. Wow! Gue sempet ngamuk saat itu. Untung aja gue berhasil ngeyakinin kalo gue bisa ngelewatin tahap ini.

Well, betapa beruntungnya mereka yang bisa bekerja terutama memulainya diusia muda. Over pekerjaan atau kekurangan pekerjaan itu hal wajar yang terjadi dalam dunia kerja. Saat sedang dalam masa berlebihan nikmatilah karena suatu saat kekurangan pekerjaan akan dirasakan ATAU saat dalam masa kekurangan nikmatilah karena pekerjaan akan datang bertubi-tubi. Yang pentiiiiingggggg... HEPPIIIII!!!!

Gue sih suka ada kegiatan, entah cuma sekedar nonton pilem ato berkutat dengan MICROSOFT WORD selama berjam-jam. Yang penting tidak untuk golar goler diatas tempat tidur tanpa benda apapun.

HAPPY ENJOY YOUR DAY AND IMPROVE YOURSELF GUYS....

TGIF... TGIF...TGIF...TGIF *suara ketiperi berkumandang*

Selasa, 18 September 2012

Langkah untuk Masa Depan



MEREKA YANG MASIH SERING MENOLEH KE MASA LALU
ADALAH MEREKA
YANG TIDAK BERANI MENGHADAPI MASA DEPAN




Selasa, 11 September 2012

Repost-Modus Putus yang Heroik = Pecundang

Dia mengajakmu bertemu di tempat biasa, di malam yang tidak biasa. Sudah sebulan kalian tidak bertatapan langsung, hanya berbalas pesan. Dia memang sangat sibuk belakangan ini. Kamu tak curiga, kamu hanya berpikir ini adalah kencan dadakan yang akhirnya bisa ia selipkan di sela kesibukan. Mungkin dia merindukanmu, pikirmu.

“Kamu terlalu baik kepadaku,” ucapnya tiba-tiba, dengan nada gusar. Kalau saja ia mengucapkannya sambil tersenyum, kamu pasti hanya mampu tersipu. Tetapi, kali ini wajahnya tegang.

Rasa dingin mendadak menyelimuti tubuhmu yang tadinya kebal dari angin malam.

“Maksudmu...?”

“Aku ingin kamu mendapatkan pasangan yang lebih baik, yang lebih bisa membahagiakanmu daripada diriku. Aku merasa lebih baik kita berpisah.”

Duaaarr...! Kalimat yang semula sayup-sayup itu terasa menggelegar seperti petir. Ujung yang tak pernah kamu harapkan akhirnya tiba. Ia memutuskanmu, demi kebaikanmu.

Demi kamu...

Tunggu dulu. Apakah itu benar-benar demi kebaikanmu?

Putus adalah pernyataan yang membutuhkan alasan. Tidak seperti membeli es krim di sore hari, hanya karena mendadak kepingin yang dingin-dingin. Putus tanpa alasan bukan saja dapat memunculkan rasa galau berkepanjangan, tapi juga menyisakan pertanyaan yang tak berkesudahan.

Seperti karya ilmiah yang tak punya latar belakang dan tujuan yang jelas, lalu membuatmu tak tahu arah.

Dari seribu satu alasan untuk memutuskan hubungan, alasan bernada heroik termasuk sering digunakan. Prolognya bisa bermacam-macam: “Aku bukan orang yang tepat untukmu”; “Aku ingin kamu menemukan kebahagiaanmu”; “Selama ini, aku merasa hanya menjadi beban untukmu”; dan lain-lainnya yang mengandung kata “untukmu”.

Epilognya sama: “Lebih baik kita putus.”

Alasan seperti itu terdengar tulus. Setiap orang tentu ingin menjadi pahlawan bagi kekasihnya, sekalipun ketika memutuskan hubungan. Saking cintanya, ia ingin mengutamakan kebahagiaanmu ketimbang kebahagiaannya untuk bisa menjadi kekasihmu.

Namun, alasan itu bisa juga sekadar jubah domba yang menyembunyikan serigala.

Ketika ia mengatakan ia bukan orang yang tepat untukmu, barangkali di dalam hatinya ia sedang menyatakan: kamu bukan orang yang tepat untuknya. Atau ia mengatakan bahwa ia ingin kamu menemukan kebahagiaanmu, sebenarnya ia juga ingin menemukan kebahagiaannya.

Ia tidak berbohong — kamu memang akan lebih bahagia tanpanya. Ia sudah bosan denganmu, atau sudah menemukan orang yang lain.

Dengan modus putus yang heroik, deritamu tidak berhenti sampai di situ; sisi paling menyiksa masih menanti. Kamu akan digantung, karena modus putus yang heroik menyisakan cinta yang belum tuntas.

Apalagi ketika kamu masih begitu mencintainya. Kamu akan tak henti-henti menanyakan apakah ia juga masih mencintaimu. Kalau pun nantinya ia jadian dengan orang lain, ia punya alasan heroik lainnya: agar kamu bisa move on.

Memang, tidak semua pasangan adalah Romeo dan Juliet. Saya percaya ada orang yang, ketimbang memperjuangkan hubungan yang penuh rintangan, lebih memilih memutuskan pacarnya demi kebaikan bersama.

Ada cinta yang nyaris tulus, yang dapat membuat seseorang bahagia ketika orang yang ia cintai bahagia, sekalipun itu berarti melihatnya bersama orang lain. Seperti Arwin dalam cerita “Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh” karya Dewi Lestari, yang sempat merelakan istrinya, Re, agar ia bisa bahagia dengan Rana, sang Ksatria.

Namun, putus yang terdengar terlalu tulus, patut dicurigai. Memutuskan hubungan dengan berlagak pahlawan? Bisa jadi modus yang paling pecundang.