About Me

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Take the way you want and kick the threat. Running with full speed like a deer. And loud of laugh!

Senin, 06 Juni 2011

Love is not a game

LOVE!!!

Hahaha, kayaknya kata itu adalah perkara yang tidak akan pernah musnah dari dunia ini.

Percaya atau tidak, sampai semester 5 kuliah, gue ga mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Kenal lawan jenis iya, pacaran iya, but I’m not understand what the purpose of it all.

Hampir seluruh temen-temen memiliki pasangan, tidak terkecuali. Mulai dari yang terlihat geeky, smart, naughty, sampai yang terlihat religious, hampir memiliki pasangan di usia muda tanpa tau tujuan hubungan mereka.

World such as lack of love!!!!

Apa alasan mereka HARUS punya pacar? Gue pikir 60% mengatakan mereka butuh perhatian.

Oh, come on guys! Emang cuma pacar yang bisa perhatian atau emang cuman ke pacar kita bisa perhatian. Kalau emang iya jawabannya, gue rasa otak manusia didunia harus di cuci ulang. Terlalu cetek pemikiran kayak gitu. Like many people said that UNIVERSAL LOVE. Kalau kalian ngerasa kekurangan cinta, mohon diperhatikan ya sekeliling kalian, seberapa banyak orang jauh ga bisa merasakan cinta.

Kalian bisa datang ke beberapa orang yang kehilangan keluarga, perceraian orang tua, mereka yang terbuang, gue rasa itu cukup untuk buat kalian merasa bahwa kalian jauh lebih memiliki cinta dan kasih dari keluarga dan sahabat kalian.

So, please stopped to say “ not enough love in my life” dan menjadikan pacar sebagai kebutuhan. Ya, pasangan hidup itu memang kebutuhan manusia. Tapi bukan untuk dijadikan permainan, mungkin terlalu berlebihan kalau mengatakan sebagai permainan, bisa kita ganti dengan percobaan.

Coba sama dia, kalau cocok lanjut, kalau enggak ya mau gimana lagi. Bukan jodoh. Love is not a game, just play, fighting to be a winner. Gue rasa itu terlalu picik. Hey, we are talking about feeling, about heart. Dan itu sensitive. Berapa kali akhirnya kalian menyakitkan hati orang yang pernah menjadi pasangan?

Saat ego masih terpampang kuat disetiap pribadi, pertengkaran itu berujung menyakitkan bukan? Berapa kali kalian menuduh pasangan kalian karena kecemburuan yang menembak hati kalian? Atau pemaksaan kehendak hati. Jangan ini, jangan itu, gak boleh begini, ga boleh begitu. Emang pasangan kita robot? Setiap pribadi itu punya kehendak bebas, asalkan jangan disalah gunakan kehendak bebas itu.

Oh iya, kenapa banyak sekali pernikahan dini atau yang sering disebut MBA – Married By Accident? Karena banyak sekali pencobaan dalam suatu hubungan Saat belum siapnya hati untuk menjalani suatu hubungan, cobaan itu langsung menyerang. Ya, karena cinta itu nikmat, lebih nikmat dari anggur. Sesuatu yang menagihkan. Saat belum adanya kesiapan, hati mudah sekali di ombang-ambing, mudah sekali dipengaruhi. Dan kawula muda sangat suka sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah di coba.

Suatu hubungan dijalin itu untuk mengarah pada pernikahan. Dan itu tingkat paling tinggi dalam suatu hubungan, ga bisa main-main. Apa yang kau lakukan sekarang akan berdampak pada hari esok. Kalau sekarang main-main, ya akan berdampak pada esok hari. Kalau sekarang coba-coba, putus-nyambung, gonta ganti, memungkinkan kita untuk melakukan hal yang sama dalam pernikahan bukan?

Salahkah pacaran? Tentu tidak, teramat sangat tidak salah. Yang salah ada tujuan yang salah dari pacaran. Siapkah menuju pada pernikahan? Itulah pertanyaan pentingnya.

Kembali lagi, “seseorang punya kehendak bebas” mau menyakiti atau membahagiakan pasangan itu kehendak bebas setiap pribadi. Dibutuhkan respon hati yang benar untuk memilih kehendak yang baik.

Akan ada banyak pro dan kontra jika membicarakan mengenai cinta.

“ Kalau kita ga menjalani, gimana cara kita tau dia orang yang tepat? ” A good question.

Apakah membantu menemukan jawaban “dialah orang tepat” jika kita menjalani hubungan dengannya? Terus karena ga cocok, putus, hubungan jadi kurang baik, atau sampai ada yang sakit hati bahkan kepahitan.

Gimana kalau diganti dengan “berteman dengan baik” ? Tulus berteman, biasanya dalam persahabatan keterbukaan itu sangat ada. Ga ada jaim-jaim an. Kalau selama perjalanan pertemanan itu ada “sesuatu” yang bisa dilanjutkan hal yang lebih lagi, mari dilanjutkan. Gak perlu capek pedekate lagi bukan?

Karena hati itu teramat sangat sensitif.

Nobody Loves Me like You Do (by Edward Chen)


Each time when I feel all things disappeared
I'm so glad that You are here
Through the darkest night
You always be my light
And You guide me all the way

Only you can heal broken part in me
By Your love and sensitivity
With You were by my side
Everything will be alright
You help me to see the beautiful things
You gave for me

Nobody loves me like You do
You touch my heart with love so deeply and true
I have been searching for my whole life through
Just to found that Nobody loves me like You do

Minggu, 05 Juni 2011

"LOOK AT ME"

A game played just for laughs and have fun.

Kami memasang barisan di meja panjang sebuah tempat makan sederhana. Permainan lama yang menguras pikiran untuk semakin jeli dan detail melihat persoalan. Yang terlalu lama tidak menemukan jawaban menjadi bahan tertawaan kurang lebih 9 orang.

Tertawa yang tidak berhenti. Aku tertawa, mereka tertawa, lepas, tanpa beban. Melupakan setiap titik jenuh kami akan segudang aktivitas. Melupakan rasa sakit akan goresan luka di hati, melupakan setiap detail kesesakan dan kelelahan.

Aku benar-benar melupakannya saat itu. Aku bahagia.

Sahabat. Itu mereka. Tidak membutuhkan uang untuk mendapatkan ketulusan mereka. Tidak dibutuhkan emas berlian untuk mendapatkan tawa bersama mereka.

Mereka itu tulus, mereka adalah alasan mengapa aku bisa bertahan akan rumitnya jalan. Tidak!!! Alasan lain mengapa aku bisa bertahan akan pikiran rumitnya jalan-jalan ini.

Tidak ada kekakuan antara kami. Yang lemah dkuatkan, yang kosong dipenuhkan. Sungguh aku merasakan hal yang begitu baik bersama mereka. Tidak hanya tertawa, menangispun mereka berada tepat di sisi ku.

Mungkin terdengar begitu biasa dan sederhana "sahabat ada tidak hanya dikala bahagia, namun menangispun bersama" dan kita banyak menemukan beberapa kelompok pertemanan yang tidak ada saat duka terasa.

Namun aku pastikan, sahabat baik dan benar itu masih ada dalam dunia. Aku menjadi saksi, karena aku memiliki sahabat yang penuh akan kasih. Kasih.... Tidak hanya menberikan tawa, tapi memukul dengan tongkat saat mereka tidak dalam track yang benar. Karena sahabat tidak menginginkan sahabatnya tersandung.

Ya, itu aku rasakan.

Terima kasih untuk anugerah ini.Karena sahabat adalah anugerah.

Sabtu, 04 Juni 2011

Perbincangan Tentang Sahabat

TODAY!

Disaat pak boss 1 berada di luar kota, dan pak boss 2  (boss baru) belum banyak adaptasi, sabtu pagi menjelang siang dikantor tanpa di temani Ms. T yang lagi cuti dan menikmati weekend bersama sang pacar.

Sambil santai dan up date blog, gue iseng-iseng baca blog Ms. T, gadis muda santai yang gue kenal cuma 1,5 bulan dikantor lama. Harus gue akuin, dialah orang yang membantu gue untuk ga ngedumel tiap kali harus keluar masuk ruangan pak boss dalam kurung waktu yang cukup lama atau pulang lebih malam seperti biasanya.

Kami resign di tanggal yang sama, setelah itu, kami hanya berteman di dunia maya. Jarak ternyata bukan masalah yang membuat kami tidak berteman. Gue di Jakarta, dia di pekan baru, tapi rasanya kayak jungkir balik 1 lompatan, kayak disebrang meja kerja, dibalik layar komputer.

Ada aja diomongin. Lucunya, gue bisa kenal temennya, temen gue bs kenal dia, bahkan orang yang sama-sama ga pernah kita kenal bisa jadi temen kita. Hahahaha, terlalu lucu jenis pertemanan ini.

Dia bilang, kalau dia ga suka sama orang yang deket karena butuh aja. Ga butuh ya ga usah deket.

Ya, gue diingatkan lagi sama dia, kalau emang banyak jenis manusia kayak gitu. Manusiawi memang. Tapi bukan berarti jenis itu ga perlu dibantu. Kalo kita jauhin, siapa yang nolong dia? Mungkin dia ga sadar kalau dia “seperti itu” , kalau bukan kita yang ingetin, siapa lagi? Kodok?

Kalau setelah itu dia pun tetep ga berubah juga, baiklah, kita cari sang kodok yang mampu buat dia berubah :D

Oh iya, Ms. T juga ngingetin gue yang namanya ketulusan.

Dan waktu gue bilang “ T, banyak kok orang kayak gitu di dunia ini”

Dia jawab “ Enggak, buktinya, gue kenal kalian yang tanpa embel-embel. Elo, mas Agus, Ogik. Gak ada juga yang gue butuh dari kalian. Tapi kita tetep deket “

Kira-kira seperti itulah percakapannya meskipun gak sama persis.

Oh iya T, gue lupa bilang sama lo, meskipun dia terkesan "datang saat butuh", gue rasa kita - manusia, akan ada masanya datang ke orang yang pernah kita sapa, saat kita "butuh" dia. Santai ajalah.

Lanjut gue “ Hukum seleksi alam tetep berlaku T. Yang gak sesuai ya akan tersingkir”

Dia suka dengan perumpamaan “hukum seleksi alam, ya? Like This”

Oh iya T, gue lupa bilang sama lo selain ketulusan, dibutuhkan sifat mau mau mengerti atau mau menerima. Cukup sederhana namun rumit untuk dilakukan.

Kalau ga ada berantem-berantemnya, gak afdooolll, hehehehe. Disitu ketulusan bisa dinilai.

Kayaknya kita harus ngalamin itu deh :D

The last day we met in Jakarta after resign

Visi dan Ambisi

Dulu masing-masing pribadi menyimpan rapat rahasia mereka dalam kumpulan kertas yang dinamakan diary.  Bahkan banyak yang menggunakan buku yang memiliki kunci agar tidak dapat dibaca oleh orang lain. I think there is no longer a secret for everybody.

Social media becomes a tool to share their life stories. Dengan berbagai jenis “story”. Ada yang berkata-kata positif, ada yang berisikan kapas -  diterpa angin berhembus terbang dan tak kembali, atau mencuci pikiran dengan perkataan tidak bermutu.

Siswa yang terancam dikeluarkan dari sekolah karena mencela kepala sekolah di status facebooknya. Politikus yang meminta maaf kepada rakyat karena merusak nama baik lawan politiknya. Orang semakin giat belajar untuk menguasai teknologi, siang dan malam mencari cara mengembangkan sang teknologi.

Berawal memiliki visi menciptakan sesuatu yang bermanfaat, namun ambisi menghancurkannya. Semakin pintar manusia, semakin besar ambisi mereka. Salahkan memiliki ambisi? Aku tidak bisa mengatakan itu benar atau salah. Tapi aku tidak sdetuju dengan kata ambisi. Menurut ku ambisi akan membuat kita berusaha melakukan apapun untuk merealisasikan atau mendapatkan keinginan kita, ambisi kita. Dengan cara apapun.

Menurut mu, orang-orang pintar dalam teknologi, membantu membobol rekening bank, mencuri data, mengubah gambar dan video menjadi hal yang tidak layak untuk diperlihatkan dan menjadi kepuasan bagi khalayak berotak rusak, mereka kah yang memiliki visi baik? Mereka berambisi, menguasai dunia dengan kepintaran mereka.

Oh really, aku rasa setiap hal yang tercipta bukan menjadi penguasa atas hidup kita, seharusnya kita yang menjadi penguasa atas setiap hal yang tercipta di dunia ini. Mereka menganggap diri mereka pintar, seorang pencipta. Please open your eyes, tidakkah kalian sadar penciptalah  yang di kontrol oleh ciptaan mereka.

Siapa yang bodoh dalam hal ini?

Pergunakanlah segala hal yang ada di dunia ini untuk tidak menciptakan atsmosfer negatif. Kalau kalian menulis “ Gue rasa hidup ini ga adil! Berusaha baik tapi ga dihargai, baiklah gue ga akan berbuat baik” di status anda. Akankah ada orang yang setuju akan pendapat itu. Absolutely , YES! Dan dia akan melakukan hal yang sama, mengingatkan dan mengajak yang lain untuk melakukannya. Setelah itu, hampir setengah penjuru dunia setuju untuk tidak melakukan kebaikan. Itulah dampak dari perkataan mu. Segala yang keluar dari mulut mu, berasal dari hati mu dan berdampak untuk sekitar mu.

Berkata positif tidak membuat mu jatuh sakit bukan?

Jumat, 03 Juni 2011

Si Pohon

Satu benih kecil, yang mudah untuk dihancurkan, tidak diindahkan atau dipandang. Namun satu benih kecil dapat membuat banyak mahluk bergantung padanya.

Si Pohon. Satu kata sederhana yang mungkin jarang sekali diperhatikan oleh kebanyakan mahluk yang berpikir. Banyak hal yang dapat dimanfaatkan oleh si pohon dan banyak hal yang bisa menjadi pelajaran dari si pohon.

Si Pohon. Berasal dari si benih kecil yang terlihat tidak berarti. Si penanam yang dengan sabar memelihara dengan memberi makan dan minum, merawat dan membuang setiap ilalang yang menjadikan penghalang untuknya bertumbuh serta matahari sebagai penyinar. Atau si penanam yang lupa untuk merawat sang pohon yang berakhir mati tak berfungsi.

Si Pohon tumbuh kian hari, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 1 m, butuh kesabaran mendapatkan si pohon berakar kuat dan berdahan kokoh. Setiap dahan dihinggapi  burung-burung yang bersarang sebagai tempat perteduhan. Sang pohon yang berbuah lebat dan manis, dapat dipanen dan dinikmati kebanyakan orang.

Semakin tinggi pohon berdiri, semakin kencang angin menghembus,  semakin pula dibutuhkan kekokohan dahan.

Ya, pohon! Akar dan dahan tak dapat berdiri sendiri. Mereka harus menyatu. Jika dahan dipisahkan dari si pohon, dahan itu akan mati. Itulah pegangan hidup. Siapakah pegangan hidup mu?

Pohon pun harus dijauhkan dari setiap ilalang-ilalang, ulat atau mahluk lain yang mengancam pertumbuhannya. Jika harus di basmi dengan racun mematikan, haruslah dilakukan. Saat kelalaian membiarkan sang musuh datang menghampiri dengan menyamar sebagai malaikat terang, sedikit demi sedikit, pohon itu akan digerogoti dan membusuk tak berdaya.

Siapakah kamu dalam hidup ini?

Angin menerpa hidup kita masing-masing. Musim silih berganti, dingin dan panas yang mengeringkan serta hama perusak berkeliling sepanjang masa. Kekokohan hati dan kaki menentukan kemenangan diri. Seberapa besar menolak banyak tawaran manis berujung maut. Sekuat karang akan terpaan ombak, begitulah kekuatan yang harus dimiliki.

Penentu pohon berbuah manis dan berdahan kuat: asupan yang dikonsumsi. Cukupkah mineral dalam akar-akar itu? Pupuk sebagai makanan dan mentari sebagai terang? Gemburkah tanah itu sebagai pijakan sang akar?

Lingkunganlah yang menentukan.

Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai. Menabur benih anggur, anggurlah yang dituai. Menabur angin, badailah yang dihasilkan.

Pohon…..

Berikan keteduhan dan buah yang manis untuk dirasakan.

Itulah fungsi mu.